AI sebagai inovasi dapat memberikan manfaat, tetapi berpotensi memunculkan dampak negatif lainnya. Pasalnya beberapa lapangan pekerjaan yang mulai tergantikan oleh mesin dan robot. Akibatnya muncul kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki pekerja dan keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja
Berdasarkan hasil riset tim Microeconomics Dashboard (Micdash), Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada menjelaskan penggunaan AI semakin lama semakin meningkat. Dengan teknologi ini diperkirakan akan memberi dampak signifikan terhadap lapangan pekerjaan. Bahkan dengan teknologi ini semakin mempermudah pencarian informasi dan pengelolaan sumber daya manusia yaitu meningkatnya produktivitas untuk memantau pergerakan pekerja.
“Kondisi ni tentunya menimbulkan kekhawatiran terhadap proses kerja yang mulai digantikan oleh mesin dan robot,” Qisha Quarina, S.E., M.Sc., Ph.D selaku koordinator bidang kajian Micdash terangnya di FEB Jum’at (6/12).
Profesi Yang Tidak Akan Tergantikan Ai
Ciri-ciri pekerjaan yang akan tergantikan oleh AI di antaranya bersifat rutin dan berulang. Beberapa profesi dengan karakteristik seperti itu antara lain, teller bank dan sopir. Meski demikian, masih ada profesi yang masih bergantung pada kemampuan manusia secara penuh.
Lantas, apa profesi yang sekiranya tak akan digantikan oleh AI? Berikut selengkapnya:
1. Pekerjaan Kreatif
Seniman, desainer, penulis, merupakan profesi yang disebut tak akan digantikan oleh AI. Jenis pekerjaan ini bertahan karena Al memang tidak akan bisa meniru imajinasi, kreativitas dan emosi dari manusia.
Meskipun saat ini Al banyak dimanfaatkan untuk menciptakan desain, Al tetap tidak memiliki kemampuan memahami konteks budaya, sosial dan emosional untuk menciptakan karya yang penuh makna.
2. Profesional Kesehatan
Profesi di bidang kesehatan seperti dokter, perawat, psikolog, juga dinilai tak bisa digantikan AI.
Ini karena pekerjaan di bidang kesehatan membutuhkan empati yang tinggi, kemampuan berkomunikasi dan pengambilan keputusan yang kompleks untuk kesembuhan pasien. Tentunya hal ini tidak dimiliki oleh robot.
3. Pendidik
Saat ini dunia pendidikan memang sudah banyak terbantu dengan adanya kecanggihan teknologi seperti Al.
Namun, kehadiran guru, dosen, tidak bisa tergantikan oleh AI. Sebagai pendidik, mereka tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga memotivasi dan membangun karakter murid.
Pemanfaatan Ai
Peneliti Micdash lainnya, Raniah Salsabila, S.E. menyebutkan penerapan AI di pasar tenaga kerja tidak bisa dihindari karena inovasi ini pada dasarnya dirancang untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas. Sebagai contoh, ChatGPT yang digunakan untuk mendukung penelitian, penyuntingan naskah, dan membantu dalam pembangkit ide yang lebih efisien.
“Hal ini tentunya menunjukkan AI tidak saja menggantikan manusia, melainkan menggantikan keterampilan tertentu yang dibutuhkan pekerja untuk membuat pekerjaan lebih efisien,” jelas Raniah.
Ia menambahkan pemanfaatan AI dapat dimaksimalkan agar pekerja memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut. Di masa depan keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya terbatas pada keterampilan yang berkaitan dengan teknologi, namun juga mencakup kecerdasan manusia, seperti analytical thinking and innovation, complex problem-solving, critical thinking and analysis, creativity, originality and initiative, serta reasoning, problem-solving and ideation.
“Keterampilan-keterampilan ini menjadi semakin penting. Kendati mampu menjalankan tugas-tugas tertentu, tetapi AI tidak dapat menggantikan kualitas-kualitas yang terkait dengan kecerdasan manusia,”pungkasnya.
Referensi cnbcindonesia.com , ugm.ac.id , kompas.com
Baca Artikel Lainnya Klik Disini